The role of AI in shaping our moral values

The role of AI in shaping our moral values is a topic of ongoing debate among philosophers and ethicists. Some argue that the development of AI could have a significant impact on our understanding of…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Rindu

Theia berusaha membangunkan Ares yang saat itu, masih tertidur pulas. Ia panik, sebab diluar sana, sudah ada Shaga, kekasihnya yang sedang menunggu. Maka, mau tidak mau, ia harus membuat Ares segera beranjak dari kamar kosnya, saat ini juga.

Ares pun terbangun. Netranya masih setengah mengantuk. Theia pun menceritakan, apa yang sebenarnya terjadi. Ares ikut panik, namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa saat ini.

Jika Ares keluar, pasti Shaga akan melihatnya. Maka satu-satunya cara adalah, menyuruh Shaga untuk segera pergi dari depan sana.

Theia pergi menuju ke depan kosnya, untuk menghampiri Shaga, yang masih terhalang oleh pintu pagar, dan terkunci dengan gembok.

“Kak Shaga, maaf..” sapa Theia dengan intonasi lesu yang sengaja ia buat, agar kekasihnya itu percaya kepadanya.

“Theia, kamu baik-baik aja kan?” Tanya Shaga dengan raut wajah yang khawatir. Ia rindu, rindu sekali dengan kekasih cantiknya itu.

“Kepalaku pusing, aku juga masih harus beresin kamar aku yang kayak kapal pecah. Jadi, kamu pulang dulu ya Kak. Nanti kalau udah enakan, dan kamarku udah rapih, kamu boleh kesini lagi.”

Shaga terdiam. Sebenarnya ia merasa kecewa. Sudah lama menunggu, sang puan malah menyuruhnya untuk kembali pulang. Namun, bukan Shaga namanya jika tidak mengalah. Dengan berat hati, akhirnya Shaga menuruti perintah Theia. Ia harus pulang, sebab saat ini, Theia belum mengizinkannya untuk masuk ke dalam kosnya.

“Theia, aku kangen banget sama kamu. Tapi, aku nggak akan maksa kamu. Kalau kamu kenapa-kenapa kabarin aku ya? Atau kalau kamu minta diantar ke dokter, kabarin aku. Aku khawatir. Nggak mau kamu sakit. Maunya sih nemenin kamu, tapi mungkin hari ini kamu mau istirahat dulu,” kata Shaga yang tidak ingin kekasihnya itu sakit.

Theia pun menjawabnya dengan anggukan.

Masih terhalang oleh pintu pagar, Shaga pun mengulurkan tangannya untuk menyentuh tangan milik Theia. Ia sentuh punggung tangan sang puan. Kemudian ia usap dengan lembut dan penuh kasih sayang. Berharap semuanya akan baik-baik saja. Berharap agar tidak terjadi sesuatu kepada Theia.

Shaga sangat tulus menyayangi Theia dengan sepenuh hati. Ia sadar, akhir-akhir ini, merasa tidak memiliki waktu bersama karena kesibukannya yang padat sebagai mahasiswa, yang juga merangkap sebagai ketua BEM di kampusnya.

Shaga sendiri merasa lelah dan butuh perhatian. Namun, apa daya disaat ia sedang butuh perhatian, Theia malah seperti itu. Ia pun sangat merindukan kehadiran Theia disisinya.

Shaga pun sadar, Theia yang akhir-akhir ini bersikap seperti itu pun karena Shaga tidak memperhatikannya. Jangankan bertemu, sekedar mengucapkan selamat pagi atau selamat malam saja, terkadang terlewat oleh Shaga. Jadi ia menganggap, sikap Theia yang seperti itu adalah hal wajar. Sama seperti dirinya saat ini, Theia mungkin kecewa dengan sikap Shaga belakangan ini.

Itulah pentingnya komunikasi di setiap hubungan, agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara satu sama lain.

Shaga memberikan satu bungkus plastik yang berisi sandwich dan susu stroberi kesukaan Theia. Rindunya kini harus ditahan. Ia harus rela pulang dengan perasaannya yang masih cemas. Ada apakah dengan Theia yang sebenarnya?

Sementara itu, di dalam kamar kos, Ares pun bersiap-siap untuk keluar dari sana setelah Shaga benar-benar sudah pergi.

“Mau kemana Res?” Tanya Theia.

“Ada hal yang harus gue kerjain,” kata Ares yang saat itu pun berdiri, kemudian menghampiri Theia yang raut wajahnya, nampak murung.

Tanpa aba-aba, Ares pun langsung memeluk Theia dengan erat. Ia usap dan tepuk-tepuk punggungnya, agar Theia merasa lebih tenang.

“Kalau lo sedih, jangan sungkan-sungkan untuk dateng ke gue ya, hubungin gue aja, nanti gue kesini lagi bawa banyak makanan. Oke?” Kata Ares berusaha menenangkan Theia.

Theia pun mengangguk.

Ares melepaskan pelukannya. Ia pandangi Theia yang ekspresi wajahnya saat itu, masih nampak datar dan murung.

“Gue keluar sekarang ya, inget call gue kalo lo butuh.”

Ares pun perlahan menghilang dari hadapan Theia.

Add a comment

Related posts:

Guest post on Spanish blogs

I will provide guest posts on High DA Spanish Blogs that are designed to optimize search results in popular search engines such as Google, Bing, and Yahoo. The best part is that I am offering these…

How Do People Grieve In Heaven?

God contemplates destroying his world with a flood. Meanwhile, Gabby has a heart-to-heart with an AI of her mother. God receives a mysterious email.